Thursday, 23 February 2017

#060 Celotehku Tentang Kehidupan di Jepang

Celotehku Tentang Kehidupan di Jepang




Kadang-kadang temen-temen pasti senang lihat foto-foto orang lain yang bisa jalan-jalan ke luar negeri, bisa berfoto di tempat A, di tempat B, atau bisa melihat orang lain bisa menikmati makanan A, makanan B atau bisa melihat orang lain bisa menikmati salju, bunga sakura, bunga tulip, melihat hanabi, melihat pertunjukan sumo dan kabuki, gunung fuji dan lain sebagai nya.




Seperti hal nya saya, saya yang dulu nya tidak pernah bermimpi untuk tinggal di Jepang, saat ini sedang merasakan hidup di Jepang. (Impian saya itu hanya pengen pergi ke tanah suci menjalankan ibadah haji dan pengen ke negara Mesir untuk melihat negeri kuno dan Piramid nya, walaupun sampai sekarang masih terbayang-bayang dalam keadaan takut untuk melihat patung besar si spinx dan Piramid nya yang besar sekali, belum lagi suhu nya yang panas banget. Semoga suatu saat nanti terkabul untuk datang ke dua tempat tersebut). Kalau belum merasakan dan benar-benar belum tinggal di tempat itu, memang kita pasti merasa senang karena yang kita lihat hanya baik dan bagus nya saja. Apalagi yang diperlihatkan oleh orang tersebut adalah yang bagus nya saja. Sebetulnya, semua orang itu pasti melewati masa senang dan masa kurang menyenangkan saja. Namun, sebaik-baiknya orang adalah yang pintar menutup atau menyimpan sesuatu yang jelek dan menunjukkan sesuatu yang baik agar dapat memberikan sisi positif bagi orang lain. Sibuklah dengan kebaikan dan ambilah sisi positif dari orang lain. Jangan biarkan hati hanya sibuk mencari kesalahan dan keburukan orang lain. Dulu saya pernah menceritakan tentang apa yang saya kagumi dari jepang di link ini




Mungkin untuk yang hanya mau liburan di Jepang, pasti datang ke Jepang itu asyik dan menyenangkan. Kita hanya melihat dan menikmati sesuatu yang bagus nya pada saat itu. Mengunjungi tempat yang terkenal dan menikmati makanan yang enak walau harga nya mahal sekalipun. Ya kapan lagi bisa ke jepan, nikmati semua dengan waktu yang sedikit ini. Namun, seperti saya yang hanya tinggal sementara di Jepang. Bukan sekedar liburan dan bukan juga untuk menetap lama, rasa nya menjadi tanggung begitu untuk menikmati kehidupan di Jepang. Ingin memiliki peralatan rumah yang lengkap seperti orang yang menetap di Jepang, rasa nya tidak mungkin karena barang-barang tersebut tidak mungkin dibawa pulang ke tanah air. Tapi kalau tidak memiliki barang tersebut, rasa nya sulit sekali bertahan hidup dan beradaptasi. Contoh nya saja, pada saat musim dingin, saya tidak memiliki banyak baju dingin, mau membeli baju dingin, harga nya lumayan mahal, lalu baju dingin yang berat-berat tersebut tidak mungkin dibawa ke pulang ke tanah air. Tapi kalau tidak memiliki, maka terasa sekali dingin nya yang masuk ke tubuh. Tubuh rasanya sulit bertahan. Selain baju juga butuh penghangat ruangan. Nah, kalau mau beli penghangat ruangan di setiap ruangan, tapi ya itu, harga penghangat ruangan nya juga mahal. Tidak mungkin semua ruangan saya fasilitasi dengan penghangat. Jadi di dapur saya tidak ada penghangat jadi saya tidak bisa lama-lama di dapur. Belum lagi listrik dan bahan bakar nya yang lumayan tinggi. Nah, untuk orang yang hidupnya hanya untuk liburan, mereka bisa menyewa saja ruangan kecil, lalu menggunakan penghangat yang tersedia, dan menikmati nya hanya sebentar, tanpa harus memikirkan biaya listrik dan sebagainya. Begitupula dengan yang tinggal lama. Jadi bisa beli barang yang dapat digunakan secara terus-menerus, tanpa mubazir. Karena tiap tahun akan melewati hal seperti itu terus menerus.



Kalau saya dan temen-temen saya terbiasa dengan kehidupan hangat. Menghadapi hidup dingin di Jepang ini sangatlah sulit karena dingin nya dingin banget dan tiap hari. Belum lagi angin kencang. Saat ini angin kencang sering banget berhembus, paling sering di bulan Februari. Pada waktu masuk musim gugur menuju musim dingin, paling sering turun hujan. Hujan nya paling sering turun di malam hari. Kalau angin kencang sekarang tidak menentu. Kadang siang, kadang malam. Saya lebih suka berada di dalam rumah dibandingkan berada di luar. Walaupun sudah pakai sarung tangan, jaket tebal dan syal, kadang masih kurang cukup menghadapi suhu dingin disini. Rasa nya pengen ngabur kalau musim dingin. Lebih enak musim panas. Tapi musim panas ini tidak selama musim dingin. Paling panas itu di bulan Juli Agustus. Beuhh, panas nya hebat. Tapi saya masih bisa bertahan, karena kita biasa tinggal di tempat yang panas. Musim dingin, rasa nya lama banget melewati nya. Mulai dari bulan 11 hingga nanti bulan 4, seperti yang saya rasakan tahun lalu. Saya merasa dingin itu dimana-mana sama. Waktu di Indonesia saya juga pernah merasa sedingin yang saya alami di Jepang, walau suhu yang ditunjukkan berbeda. Ketika di Indonesia, saya pernah merasa kedinginan dengan suhu 25 derajat bersamaan dengan turun hujan, mungkin dingin nya sama dengan di Jepang yang suhu nya 0 derajat.



Selain peralatan yang dibutuhkan sehari-hari dalam menghadapi kehidupan di Jepang, musim dingin, kali ini saya bercerita tentang makanan. Huhuhuhu, untuk daerah seperti saya yang sedikit sekali ada yang menjual makanan halal, sangatlah sulit. Karena buat icip sana sini, jadi tidak bisa. Apalagi saya yang tinggal jauh dari kota, jadi tidak bisa menikmati makanan Jepang yang halal. Apalagi yang ada merk halal nya, jarang sekali. Jadi kalau mau beli-beli yang halal, harus pesan lewat online. Harga nya yang mahal, belum lagi ongkos kirim nya dan belum lagi biaya transfer yang dikeluarkan. Mau nya ya saya beli saja.. Hahahaha, tapi kocek nya yang tidak ada. Hahahaha.. Ya, itulah hidup, semua pasti saya lewati dan alami. Suka duka, senang susah, tapi semua menyenangkan. Makanan di sini kebanyakan terbuat dari mirin, sake, dan kadang mengandung daging yang tidak halal. Kadang dimasak bareng dengan makanan yang tidak halal dan macem-macem lah. Ya semua kembali kepada masing-masing orang. Mungkin secara tidak langsung pernah makan makanan tidak halal, karena kita tidak tahu kandunan detail dari makanan itu. Misalnya kita biasa menggunakan dry yeast dalam pembuatan roti atau donat atau pizza. Kita pasti memilih dry yeast yang halal. Nah kalau roti, pizza dan donat yang dijual-jual itu apa kita mengetahui dry yeast yang dipakai adalah halal? Selain itu juga untuk kue, kadang mengandung shortening dan gelatin (ini jelas perlu dihindarikan) dan emulsifier. Apakah yakin shortening dan emulsifier nya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian makanan lainnya. Misalnya gorengan seafood, apa yakin dimasak terpisah dengan daging tidak halal. Nah itulah sebagian yang perlu kita pertimbangkan untuk tinggal di sini. Kalau banyak uang mungkin tidak apa-apa, bisa beli makanan halal yang mungkin bisa dikirim dari Indonesia.

Jadi inti nya apa ya, kwkwkwkwkwk..
Jadi senang nggak nya itu tergantung dari :
1. Untuk berapa lama tinggal di sini, bisa sekedar liburan saja, sementara atau mau menetap lama.
Kalau sekedar liburan, pasti enak. Karena hanya sebentar dan hanya menikmati yang kita mau saja dengan pilihan yang baik dan bagus.
Kalau mau menetap, pasti enak, karena tidak perlu merasa tanggung dalam membeli barang, karena pasti berguna untuk seterusnya selama tinggal di Jepang.
Yang gak enak itu, yang tinggal sementara alias nanggung. Mau beli apa-apa jadi banyak yang perlu dipertimbangkan.
2. Kalau cukup uang dan bisa bekerja, pasti menyenangkan karena bisa mencukupi dan menutupi kekurangan yang dihadapi dan bisa jalan-jalan ke mana-mana. Atau bisa minta kirimin bahan makanan dari negeri asal.
3. Tinggal dekat dengan makanan halal, jadi kalau bosan masak sendiri, bisa beli langsung.


Tapi saya sangat salut dengan orang Jepang yang rajin dan loyal nya. Kerja keras yang dididik dari sejak kecil, terus berkembang hingga mereka dewasa. Mereka berlari bukan berjalan. Kemana-mana naik sepeda. Selesai makan membereskan semua peralatan makan dan meja makan. Setelah pipis mencuci tangan dan mengelap tangan dengan sapu tangan. Sapu tangan dan tisue selalu ada di saku. Trus kalau ada acara kumpul di lapangan luas atau di sekolah, tak sungkan-sungkan membawa barang dan bento yang banyak. Mulai dari meja makan lipat, kursi lipat, alas duduk lesehan, kompor, piring, mangkok sumpit, buah dan makanan lainnya. Laki-laki dan perempuan, termasuk nenek kakek, hampir semua bisa menyetir mobil, bisa bersepeda, saya paling jarang melihat orang bermotor. Nenek kakek di sini umur nya bisa sampai 90 tahun. Dan masih semangat untuk pergi ke mana-mana, semangat berjalan kaki, semangat naik bis, masih semangat bersepeda, masih bisa menyetir mobil, semangat mengurus tanaman. Wow banget deh, tapi saya masih belum tahu rahasia mereka yang bisa bertahan hidup lama dan masih kuat ini.

Tapi tergantung kamu lah yang menjalankan hidup, hidup dimana saja itu sebetulnya sama, pasti ada kekurangan dan kelebihan, tergantung masing-masing pribadi diri dalam menghadapi hidup. Pasti akan ada rasa mengeluh. Tapi kadang ada yang pintar menutupi kekurangan nya, sehingga terlihat selalu bahagia di mata orang lain.

Sudah dulu ya.. Ambilah sisi positif dari celotehan saya ini, Kalau tidak berguna, biarkanlah berlalu. Terima kasih kalau ada masukkan yang membangun. dan maaf jika kata-kata saya kurang berkenan di hati pembaca. Silahkan jika ingin datang ke Jepang. Masih banyak yang baik-baik nya, mungkin saya hanya merasakan sebagian dari kebaikan yang ada.

Salam,
~Mawas~ (Mom's Akira Wicaksana And Akari Sepnita)

No comments:

Post a Comment