Saya memiliki teman di kampus Universitas Yamanashi. Teman-teman
ini saya kenal karena kami suka belajar Bahasa Jepang bersama. Awalnya di tahun
pertama semester ganjil, kelas dibuka pada hari senin jam 18.10, lalu kelas B di
semester genap dibuka pada hari selasa jam 18.10. Kemudian lanjut di kelas C
di tahun berikutnya di semester ganjil yang dijadwalkan setiap hari jumat jam
18.10. Nah, pada saat kelas C ini, saya mulai dekat dengan teman-teman kursus
saya ini. Dulu kami tidak begitu dekat, namun karena sekarang sudah sering
ketemu, jadi dekat nya setelah setahun lebih bersama. Saya memiliki salah satu
teman yang masih muda, baru menikah, status sebagai istri yang mengikuti suami
yang sedang research di Jepang. Teman saya ini asalnya dari Nepal, beliau
lulusan S1 dari Nepal dan S2 di Thailand jurusan Teknik Sipil. Beliau ini belum punya
anak dan juga belum berencana punya anak sementara ini. Tapi beliau ini mengisi
waktu nya dengan bekerja arubaito di sebuah toko kue di salah satu tempat di Propinsi Yamanashi ini. Karena arubaito, jadi waktu free beliau ini adalah hari
rabu dan hari kamis. Sabtu minggu memang hari libur ya, kecuali jika diminta
bekerja. Palpasa ini tinggal di Jepang sampai dengan bulan Maret 2017,
mengingat research suami nya yang S3 ini selesai sampai bulan Maret 2017. Tapi
bila research suaminya diperpanjang, mungkin hidup nya tinggal di Jepang ini bisa lebih
dari itu. Sampai sekarang belum ada keputusan, kata nya.
Nah, dari hasil pertemanan ini, teman saya ini bercerita
tentang makanan dan tempat makan yang dikunjungi. Biasalah ya, habis kursus Bahasa
Jepang jam 19.40 lalu dilanjutkan dengan makan. Tapi kami tidak pernah makan
malam bersama. Hanya saling cerita saja, kalua pernah makan di tempat A, B dan
C. Nah pernah suatu malam, kami bercerita tentang masakan orang india yaitu
kare. Kare itu bagi saya enak sekali. Orang
Nepal, India punya kare tersendiri, orang Thailand juga punya kare
sendiri, Orang Indonesia pun punya kare sendiri. Orang Thailand punya Green Kare yang terkenal dan Tom Yum. Nah, karena selera sama yaitu suka yang sejenis
kare begitu, akhir nya kami bersepakat untuk makan bersama-sama sewaktu waktu,
yaitu makan nasi kare yang halal. Temen saya, Palpasa ini beragama budha, teman Thailand
saya juga beragama budha. Saya bilang, kalau saya biasa makan makanan halal,
makan ayam halal dan daging halal. Lalu mereka mengajak saya ke restoran Bindu.
Sebenarnya ada juga restoran asia selatan yang berada di dekat stasiun kofu
yang menjual kare juga. Namanya restoran Mahal, dalam Bahasa Jepang Maharu.
Tapi pas saya lihat menu nya ada menjual kare pork. Jadi saya tidak membeli
nya. Teman saya ini, tidak makan daging sapi, tapi mereka makan daging buta atau
pork atau babi. Bagi mereka sapi tidak boleh dimakan, mereka menghormati hewan
itu.
Lalu akhirnya kami sepakat untuk mencari waktu agar bisa makan
bersama di Restoran Bindu, yang kata teman saya orang Indonesia, yaitu Riry
kalau di restoran Bindu itu halal dan cukup murah. Akhirnya kami memilih hari
rabu tanggal 14 Desember 2016. Saya, Palpasa, Api Chai, serta Attaporn dan Riry
membuat janji, saling tunggu di Lawson Universitas Yamanashi jam 11.00.
Ternyata Attaporn tidak bisa ikut karena beliau ada seminar. Pas saya sampai di
Lawson, ternyata Palsapa sudah menunggu saya di Lawson bersama suami nya. Lalu
kami menunggu kabar dari Riry dan Api Chai. Riry ternyata juga tidak bias dating
karena beliau ada seminar. Lalu tidak ada kabar dari Api Chai. Kemudian saya
dan Palpasa memutuskan untuk pergi makan berdua saja ke sana. Lalu kami
berjalan kaki menuju stasiun Kofu. Perjalanan ditempuh hanya 20menit. Di tengah
perjalanan Api Chai mengirim pesan, bahwa dia akan ikut kami makan bersama,
tapi beliau menyusul karena beliau lupa dan ketiduran. Akhirnya saya dan
Palpasa menunggu di stasiun Kofu sekitar 20 menit. Api chai ke stasiun Kofu
dengan menggunakan sepeda. Sepeda nya beliau parker di tempat parkir sepeda
stasiun kofu. Lalu kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju arah timur
stasiun Kofu. Dengan berjalan kaki, kami melewati berbagai tempat yang menjual
kue, toko makanan, oleh-oleh khas Jepang, batu permata dan melewati lonceng.
Kami berjalan di sepanjang pinggiran rel. Tak lama kemudian sekitar 12 menit,
kita telah tiba di restoran Bindu.
Sama seperti hal nya dengan restoran Himalaya, restoran
Bindu ini juga buka dari jam 11.00 sampai jam 15.00 pada saat makan siang dan
jam 17.00 sampai jam 21.00 pas makan malam. Namun, di sini makan nya bukan
buffe, melainkan set atau bias memilih makanan sendiri sesuai selera. Restoran
ini terdiri dari 2 lantai. Kami duduk di lantai 2, semua nya lesehan. Kalau di
lantai 1, ada meja dan kursi nya. Kami memilih meja lesehan di dekat jendela.
Palpasa dan Api Chai pernah makan di sini sebelum nya, kalau saya sendiri belum
pernah. Rekomendasi dari Api Chai adalah menu ladies set, karena dia suka
dengan cheese nan nya. Jadi saya pun ikut-ikutan memilih Ladies set menu dan
ditambah menu Chicken Chowmin Noodle dan minumannya saya memilih jus manga. Palpasa
memilih menu Chicken Chowmin fried rice, Jus mangga dan Samosa. Dan Api Chai
memilih menu Ladies Set, Momo dan minumannya beliau memilih jus mangga juga.
Lalu kami menikmati makanan kami bersama-sama, saling mencicipi. Perut saya
rasanya full sekali, sampai saya tidak bias menghabiskan spring roll nya.
Cheese nan nya ternyata mebuat saya full, momo nya juga enak, seperti samosa
indonesia, pedas begitu. Samosa nya sendiri hanya kentang yang dibalut kulit
pangsit lalu digoreng. Satu set isi nya 2 buah. Sedangkan momo nya satu set isi
nya 6 buah. Tapi pedas sekali. Karena pertama kali, saya menyukai semua masakan
ini, semua nya sedap, kecuali spring roll nya. Bagi saya kare nya pedas, tapi
bagi teman saya orang Thailand, kare ini tidak begitu pedas. Makanan di sini
hanya menjual, makanan yang mengandung ayam. Saya bertanya kepada penjual nya,
penjualnya orang Nepal, masih muda, kalau saya tangkap seperti nya masih
berumuran 24tahun-an. Dia bias berbicara Bahasa Nepal. Jadi Palpasa dan dia
berbicara dalam bahasa Nepal. Perut saya begitu full dengan makanan seperti
ini, saya bilang sama teman saya, kalau kita tidak perlu terburu-buru untuk
pulang, karena saya masih ingin menikmati dan menghabiskan makanan saya. Dan
alhamdulillah mereka semua setuju. Kami mengisi waktu dengn berbincang-bincang
tentang masakan, tentang potong rambut di salon jepang, dan tentang nilai mata
uang di negara kami masing-masing. Kami menghabiskan waktu hingga jam 14.00
lalu pas di kasir, teman saya masih berbincang-bincang dengan penjualnya,
tentang buka jam berapa dan tutup jam berapa. Lalu kami langsung pulang dengan
berjalan kaki. Sambil menunggu Api Chai mengambil sepeda di parkiran stasiun
Kofu. Pada saat itu, kami menunggu di perpustakaan Yamanashi yang ada di depan
stasiun Kofu. Lanjut berjalan kaki, sampai di took obat sanroad, akhirnya kami
berpisah. Dan saya pun melanjutkan pulang ke rumah dan lalu menjemput anak saya
ke sekolah.
Kali kedua saya ke restoran Bindu adalah pada tanggal 25
Januari 2017. Pada saat itu personil kami masih dengan Palpasa, Riry, Api Chai
dan Attaporn. Kami membuat janji untuk bertemu di Lawson Universitas Yamanashi
jam 11.00. Pada saat itu, yang bias ikut adalah Palpasa, saya, Riry dan Api
Chai. Attaporn tidak bias ikut lagi karena ada seminar. Jadi kami berangkat
berempat dengan berjalan kaki menuju ke restoran Bindu. Perjalanan tempuh
sekitar 35menit. Sampai di sana, kami masih memilih tempat yang sama yaitu
lesehan di lantai 2, dekat jendela di bagian belakang. Dan saya masih memesan
Ladies Set, karena di paket ladies set itu ada cheese nan yang saya sukai.
Memang, niat kedua saya mau makan di sini karena saya ingin makan cheese nan
nya. Namun, hanya makan satu set itu saja dan ditambah dengan mango lasi, perut
saya sudah full (Onaka ippai desu yo). Oh iyah, kami juga menambah satu set
chicken tandoori. Api Chai dan Palpasa pada saat itu juga memesan ladies set
karena kami menyukai tapi Palpasa tidak menggunakan cheese nan, cheese nan
beliau ganti dengan nan biasa. Riry memesan paket lain, tapi nan yang dipilih
adalah cheese nan, jadi pada saat membayar dikasir nanti ririy perlu menambah
kocek sebesar 200yen. Tandori chicken dating belakangan. Lagi-lagi perut saya
sudah penuh dan tandoori chicken hanya saya makan sebagian. Menurut saya, tandoori
chicken itu kelihatan enak, tapi kurang juicy atau kurang lembut, dagingnya
keras. Layaknya kalau kita mengungkep ayam dengan api besar, maka kandungan
minyak dalam ayam pun habis menguap keluar, jadi ayam hanya tinggal daging dan
bumbu nya saja, namun tingkat kelembutan daging dalam ayam sudah tidak ada. Atau
cara menggorengnya yang salah? Entahlah, beberapa kali saya menikmati tandoori chicken
yang agak keras dan kurang juicy. Pada hari itu, saya tetap bilang dengan
teman-teman saya kalau saya ingin makan dengan santai, jadi waktu makan diisi sambal
bercerita dan makan sedikit demi sedikit, karena saya sangat berusaha
menghabiskan makanan saya. Tapi pada hari itu tetap saja saya tidak bias menghabiskan
makanan saya. Jadi Riry yang menghabiskan chicken tandoori milik saya. Trus
spring roll nya, menurut saya biasa saja. Oh iyah, tentang cheese nan nya. Saya
merasa cheese nan pada saat pertama kali dating dan cheese nan yang kedua kali dating
menurut saya berbeda. Lebih enak cheese nan pada saat saya pertama kali dating.
Jadi kemungkinan saya sudah tidak begitu tertarik lagi untuk makan cheese nan.
Stop atau sudah karena sudah tidak penasaran dan agak sedikit bosan juga dalam
waktu dekat ini untuk makan-makanan seperti ini.
Di pertemuan kami yang kedua ini, teman saya bercerita
tentang budha, tentang kerja dan semangat kerja orang di Jepang. Saya bicara
sedikit tentang kerja di Jepang menurut pengalaman teman saya Palpasa dan
menurut Api Chai. Arubaito di Jepang dibayar per jam. Jadi jika bekerja di
jepang dari jam 09.00 hingga jam 15.00, diantara waktu tersebut kita harus
terus bekerja tapnpa istirahat, kecuali pergi ke toilet. Menelepon atau ngobrol
denga teman atau sekedar meregangkan otot selam 10 menit pun tidak boleh. Karena
kita bekerja dan dibayar berdasarkan jam. Jadi waktu bekerja sangat penting
sekali, harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Setelah berbincang
panjang lebar sampai jam 14.00 kami pun membayar ke kasir. Kami pulang secara
berpisah. Saya menemani Palpasa ke celeo untuk berbelanja sayuran, sedangkan
Api Chai dan riry langsung pulang ke kampus. Saya dan Palpasa menuju ke Celeo,
melewati jalan arah selatan rel kereta api. Di sana ternyata ada taman bermain
kecil, yaitu prosotan dan tempat duduk. Kemudian, di Celeo saya membeli buah
anggur dan buah strawberry yang pada saat itu sedang murah. Strawberry nya
dengan harga 299Yen dan anggur dengan harga 199Yen. Sepulang dari sana, kami
berjalan kaki hingga ke sanroad. Di sanroad saya membeli oreo strawberry karena
anak saya minta dibelikan oreo rasa strawberry. Kemudian selesai dari sana,
kami pun berpisah pulang ke rumah masing-masing.
Terima kasih ya Allah atas rezeki halal yang Engkau tunjukan dan berikan hari ini.
Kofu Shi, Yamanashi Ken, Japan Februari 2017
Terima kasih ya Allah atas rezeki halal yang Engkau tunjukan dan berikan hari ini.
Kofu Shi, Yamanashi Ken, Japan Februari 2017
No comments:
Post a Comment