Monday, 20 February 2017

#039 Makan Bareng di Restoran Bindu

Makan Bareng di Restoran Bindu



Saya memiliki teman di kampus Universitas Yamanashi. Teman-teman ini saya kenal karena kami suka belajar Bahasa Jepang bersama. Awalnya di tahun pertama semester ganjil, kelas dibuka pada hari senin jam 18.10, lalu kelas B di semester genap dibuka pada hari selasa jam 18.10. Kemudian lanjut di kelas C di tahun berikutnya di semester ganjil yang dijadwalkan setiap hari jumat jam 18.10. Nah, pada saat kelas C ini, saya mulai dekat dengan teman-teman kursus saya ini. Dulu kami tidak begitu dekat, namun karena sekarang sudah sering ketemu, jadi dekat nya setelah setahun lebih bersama. Saya memiliki salah satu teman yang masih muda, baru menikah, status sebagai istri yang mengikuti suami yang sedang research di Jepang. Teman saya ini asalnya dari Nepal, beliau lulusan S1 dari Nepal dan S2 di Thailand jurusan Teknik Sipil. Beliau ini belum punya anak dan juga belum berencana punya anak sementara ini. Tapi beliau ini mengisi waktu nya dengan bekerja arubaito di sebuah toko kue di salah satu tempat di Propinsi Yamanashi ini. Karena arubaito, jadi waktu free beliau ini adalah hari rabu dan hari kamis. Sabtu minggu memang hari libur ya, kecuali jika diminta bekerja. Palpasa ini tinggal di Jepang sampai dengan bulan Maret 2017, mengingat research suami nya yang S3 ini selesai sampai bulan Maret 2017. Tapi bila research suaminya diperpanjang, mungkin hidup nya tinggal di Jepang ini bisa lebih dari itu. Sampai sekarang belum ada keputusan, kata nya.

Nah, dari hasil pertemanan ini, teman saya ini bercerita tentang makanan dan tempat makan yang dikunjungi. Biasalah ya, habis kursus Bahasa Jepang jam 19.40 lalu dilanjutkan dengan makan. Tapi kami tidak pernah makan malam bersama. Hanya saling cerita saja, kalua pernah makan di tempat A, B dan C. Nah pernah suatu malam, kami bercerita tentang masakan orang india yaitu kare. Kare itu bagi saya enak sekali. Orang  Nepal, India punya kare tersendiri, orang Thailand juga punya kare sendiri, Orang Indonesia pun punya kare sendiri. Orang Thailand punya Green Kare yang terkenal dan Tom Yum. Nah, karena selera sama yaitu suka yang sejenis kare begitu, akhir nya kami bersepakat untuk makan bersama-sama sewaktu waktu, yaitu makan nasi kare yang halal. Temen saya, Palpasa ini beragama budha, teman Thailand saya juga beragama budha. Saya bilang, kalau saya biasa makan makanan halal, makan ayam halal dan daging halal. Lalu mereka mengajak saya ke restoran Bindu. Sebenarnya ada juga restoran asia selatan yang berada di dekat stasiun kofu yang menjual kare juga. Namanya restoran Mahal, dalam Bahasa Jepang Maharu. Tapi pas saya lihat menu nya ada menjual kare pork. Jadi saya tidak membeli nya. Teman saya ini, tidak makan daging sapi, tapi mereka makan daging buta atau pork atau babi. Bagi mereka sapi tidak boleh dimakan, mereka menghormati hewan itu.



Lalu akhirnya kami sepakat untuk mencari waktu agar bisa makan bersama di Restoran Bindu, yang kata teman saya orang Indonesia, yaitu Riry kalau di restoran Bindu itu halal dan cukup murah. Akhirnya kami memilih hari rabu tanggal 14 Desember 2016. Saya, Palpasa, Api Chai, serta Attaporn dan Riry membuat janji, saling tunggu di Lawson Universitas Yamanashi jam 11.00. Ternyata Attaporn tidak bisa ikut karena beliau ada seminar. Pas saya sampai di Lawson, ternyata Palsapa sudah menunggu saya di Lawson bersama suami nya. Lalu kami menunggu kabar dari Riry dan Api Chai. Riry ternyata juga tidak bias dating karena beliau ada seminar. Lalu tidak ada kabar dari Api Chai. Kemudian saya dan Palpasa memutuskan untuk pergi makan berdua saja ke sana. Lalu kami berjalan kaki menuju stasiun Kofu. Perjalanan ditempuh hanya 20menit. Di tengah perjalanan Api Chai mengirim pesan, bahwa dia akan ikut kami makan bersama, tapi beliau menyusul karena beliau lupa dan ketiduran. Akhirnya saya dan Palpasa menunggu di stasiun Kofu sekitar 20 menit. Api chai ke stasiun Kofu dengan menggunakan sepeda. Sepeda nya beliau parker di tempat parkir sepeda stasiun kofu. Lalu kami bertiga melanjutkan perjalanan menuju arah timur stasiun Kofu. Dengan berjalan kaki, kami melewati berbagai tempat yang menjual kue, toko makanan, oleh-oleh khas Jepang, batu permata dan melewati lonceng. Kami berjalan di sepanjang pinggiran rel. Tak lama kemudian sekitar 12 menit, kita telah tiba di restoran Bindu.



Sama seperti hal nya dengan restoran Himalaya, restoran Bindu ini juga buka dari jam 11.00 sampai jam 15.00 pada saat makan siang dan jam 17.00 sampai jam 21.00 pas makan malam. Namun, di sini makan nya bukan buffe, melainkan set atau bias memilih makanan sendiri sesuai selera. Restoran ini terdiri dari 2 lantai. Kami duduk di lantai 2, semua nya lesehan. Kalau di lantai 1, ada meja dan kursi nya. Kami memilih meja lesehan di dekat jendela. Palpasa dan Api Chai pernah makan di sini sebelum nya, kalau saya sendiri belum pernah. Rekomendasi dari Api Chai adalah menu ladies set, karena dia suka dengan cheese nan nya. Jadi saya pun ikut-ikutan memilih Ladies set menu dan ditambah menu Chicken Chowmin Noodle dan minumannya saya memilih jus manga. Palpasa memilih menu Chicken Chowmin fried rice, Jus mangga dan Samosa. Dan Api Chai memilih menu Ladies Set, Momo dan minumannya beliau memilih jus mangga juga. Lalu kami menikmati makanan kami bersama-sama, saling mencicipi. Perut saya rasanya full sekali, sampai saya tidak bias menghabiskan spring roll nya. Cheese nan nya ternyata mebuat saya full, momo nya juga enak, seperti samosa indonesia, pedas begitu. Samosa nya sendiri hanya kentang yang dibalut kulit pangsit lalu digoreng. Satu set isi nya 2 buah. Sedangkan momo nya satu set isi nya 6 buah. Tapi pedas sekali. Karena pertama kali, saya menyukai semua masakan ini, semua nya sedap, kecuali spring roll nya. Bagi saya kare nya pedas, tapi bagi teman saya orang Thailand, kare ini tidak begitu pedas. Makanan di sini hanya menjual, makanan yang mengandung ayam. Saya bertanya kepada penjual nya, penjualnya orang Nepal, masih muda, kalau saya tangkap seperti nya masih berumuran 24tahun-an. Dia bias berbicara Bahasa Nepal. Jadi Palpasa dan dia berbicara dalam bahasa Nepal. Perut saya begitu full dengan makanan seperti ini, saya bilang sama teman saya, kalau kita tidak perlu terburu-buru untuk pulang, karena saya masih ingin menikmati dan menghabiskan makanan saya. Dan alhamdulillah mereka semua setuju. Kami mengisi waktu dengn berbincang-bincang tentang masakan, tentang potong rambut di salon jepang, dan tentang nilai mata uang di negara kami masing-masing. Kami menghabiskan waktu hingga jam 14.00 lalu pas di kasir, teman saya masih berbincang-bincang dengan penjualnya, tentang buka jam berapa dan tutup jam berapa. Lalu kami langsung pulang dengan berjalan kaki. Sambil menunggu Api Chai mengambil sepeda di parkiran stasiun Kofu. Pada saat itu, kami menunggu di perpustakaan Yamanashi yang ada di depan stasiun Kofu. Lanjut berjalan kaki, sampai di took obat sanroad, akhirnya kami berpisah. Dan saya pun melanjutkan pulang ke rumah dan lalu menjemput anak saya ke sekolah.



Kali kedua saya ke restoran Bindu adalah pada tanggal 25 Januari 2017. Pada saat itu personil kami masih dengan Palpasa, Riry, Api Chai dan Attaporn. Kami membuat janji untuk bertemu di Lawson Universitas Yamanashi jam 11.00. Pada saat itu, yang bias ikut adalah Palpasa, saya, Riry dan Api Chai. Attaporn tidak bias ikut lagi karena ada seminar. Jadi kami berangkat berempat dengan berjalan kaki menuju ke restoran Bindu. Perjalanan tempuh sekitar 35menit. Sampai di sana, kami masih memilih tempat yang sama yaitu lesehan di lantai 2, dekat jendela di bagian belakang. Dan saya masih memesan Ladies Set, karena di paket ladies set itu ada cheese nan yang saya sukai. Memang, niat kedua saya mau makan di sini karena saya ingin makan cheese nan nya. Namun, hanya makan satu set itu saja dan ditambah dengan mango lasi, perut saya sudah full (Onaka ippai desu yo). Oh iyah, kami juga menambah satu set chicken tandoori. Api Chai dan Palpasa pada saat itu juga memesan ladies set karena kami menyukai tapi Palpasa tidak menggunakan cheese nan, cheese nan beliau ganti dengan nan biasa. Riry memesan paket lain, tapi nan yang dipilih adalah cheese nan, jadi pada saat membayar dikasir nanti ririy perlu menambah kocek sebesar 200yen. Tandori chicken dating belakangan. Lagi-lagi perut saya sudah penuh dan tandoori chicken hanya saya makan sebagian. Menurut saya, tandoori chicken itu kelihatan enak, tapi kurang juicy atau kurang lembut, dagingnya keras. Layaknya kalau kita mengungkep ayam dengan api besar, maka kandungan minyak dalam ayam pun habis menguap keluar, jadi ayam hanya tinggal daging dan bumbu nya saja, namun tingkat kelembutan daging dalam ayam sudah tidak ada. Atau cara menggorengnya yang salah? Entahlah, beberapa kali saya menikmati tandoori chicken yang agak keras dan kurang juicy. Pada hari itu, saya tetap bilang dengan teman-teman saya kalau saya ingin makan dengan santai, jadi waktu makan diisi sambal bercerita dan makan sedikit demi sedikit, karena saya sangat berusaha menghabiskan makanan saya. Tapi pada hari itu tetap saja saya tidak bias menghabiskan makanan saya. Jadi Riry yang menghabiskan chicken tandoori milik saya. Trus spring roll nya, menurut saya biasa saja. Oh iyah, tentang cheese nan nya. Saya merasa cheese nan pada saat pertama kali dating dan cheese nan yang kedua kali dating menurut saya berbeda. Lebih enak cheese nan pada saat saya pertama kali dating. Jadi kemungkinan saya sudah tidak begitu tertarik lagi untuk makan cheese nan. Stop atau sudah karena sudah tidak penasaran dan agak sedikit bosan juga dalam waktu dekat ini untuk makan-makanan seperti ini.



Di pertemuan kami yang kedua ini, teman saya bercerita tentang budha, tentang kerja dan semangat kerja orang di Jepang. Saya bicara sedikit tentang kerja di Jepang menurut pengalaman teman saya Palpasa dan menurut Api Chai. Arubaito di Jepang dibayar per jam. Jadi jika bekerja di jepang dari jam 09.00 hingga jam 15.00, diantara waktu tersebut kita harus terus bekerja tapnpa istirahat, kecuali pergi ke toilet. Menelepon atau ngobrol denga teman atau sekedar meregangkan otot selam 10 menit pun tidak boleh. Karena kita bekerja dan dibayar berdasarkan jam. Jadi waktu bekerja sangat penting sekali, harus dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

 Setelah berbincang panjang lebar sampai jam 14.00 kami pun membayar ke kasir. Kami pulang secara berpisah. Saya menemani Palpasa ke celeo untuk berbelanja sayuran, sedangkan Api Chai dan riry langsung pulang ke kampus. Saya dan Palpasa menuju ke Celeo, melewati jalan arah selatan rel kereta api. Di sana ternyata ada taman bermain kecil, yaitu prosotan dan tempat duduk. Kemudian, di Celeo saya membeli buah anggur dan buah strawberry yang pada saat itu sedang murah. Strawberry nya dengan harga 299Yen dan anggur dengan harga 199Yen. Sepulang dari sana, kami berjalan kaki hingga ke sanroad. Di sanroad saya membeli oreo strawberry karena anak saya minta dibelikan oreo rasa strawberry. Kemudian selesai dari sana, kami pun berpisah pulang ke rumah masing-masing.

Terima kasih ya Allah atas rezeki halal yang Engkau tunjukan dan berikan hari ini.

Kofu Shi, Yamanashi Ken, Japan Februari 2017



No comments:

Post a Comment