Sunday 12 February 2017

#017 Gule Ayam

Gule Ayam


Selamat sore menjelang malam.. Buat makan malam saya siang ini.. Entah ini nama nya gule apa gulai apa kare.. Niat nya mau bikin sambal goreng hati yang biasa saya makan pas lebaran di Palembang, Tapi sambal goreng nya itu kentel, kalau ini kelihatannya agak encer. Trus sebetulnya saya itu sudah beli hati ayam, eh, hati ayamnya sudah ludes duluan, padahal hati ayam nya beli nya 1/2kg, trus diungkep, akhirnya makan nya digoreng doang.. kwkwkwkwk.. So, jatah sayur nya jadi dibuat bareng ayam saja.. Nah, kalau di Jepang ini, buncis itu namanya inggen, dan wortel itu nama jepangnya ninjing. Nah, berhubung saya punya daun pisang, jadi saya pikir masak sambal goreng hati ayam nya saya banting setir saja. Hati diganti ayam, dan niat mau membuat yang agak kental, jadi dibuat agak encer. Mengingat makan nya dengan lontong. Jadi saya buat seperti lontong sayur saja. Di sini yang jual lontong sayur ada sih, jajanan Indonesia gitu, tapi jual online. Pesen kapan, trus dikirim hari ini, terima besoknya. Bagi saya sendiri, makan seperti itu kurang suka, walau enak. Karena menurut saya masak hari ini, dimakan besoknya kayaknya berbeda gitu. hehehehehe... Trus saya belum bisa bikin lontong sayur yang sayur nya labu siam karena saya tidak ketemu yang namanya labu siam di supa, biasa nya yang jual labu siam itu orang Indonesia, dijual secara online. Yah, kalau yang mupeng banget pasti beli, kalau saya sendiri tidak begitu ingin. hihihihihi, soalnya serba mahal diongkir kalau belanja. Tapi sebetulnya kalau dihitung-hitung sama saja sih, kalau kita harus belanja dan membeli sesuatu di supermarket juga kita perlu ongkos atau bensin untuk ke sana. Namun, setidak nya kalau belanja online, semakin nanyak membeli, maka semakin besar ongkos kirim nya. Ada juga yang jualan online, yang sudah join dengan agen pengantarannya,yang bisa free ongkir kalau belanja banyak, seperti okubo, jika belanja 10rb yen keatas, bisa free ongkir. Kalau saya sendiri, biasa nya belanja tidak sedikit dan tidak banyak-banyak juga, paling kalau belanja untuk seminggu hanya habis sekitar 5ribu yen di satu supa. Jadi ya, selama ini saya hanya menikmati makanan dan bahan makanan apa adanya saja, tidak perlu memaksakan untuk ada ini dan ada itu.
Hahahahaha, maafkan saya ya, lagi-lagi saya banyak cerita. Okehlah, saya lanjutkan lagi dengan masakan saya kali ini. Kalau masakan ini, setahu saya hanya ada di Palembang saja pas lebaran. Saya belum ketemu sih selama ini di jakarta maupun dibogor, kombinasi makanan yang pake buncis dan wortel dimasak santan dengan hati ayam. Ini saya bagi resep nya, jujur, suami saya suka sih, ini resep nya sudah pedas di lidah saya. Namun, bagi teman-teman yang lain yang mau mencoba silahkan menambahkan cabe sesuai selera. Karena lidah saya ini sudah tidak bisa makan pedas yang banyak, sedikit saja itu sudah sangat pedas bagi saya. Hehehehehe, selamat mencoba ya..


Resepnya
Bahan :
1. 150gram paha ayam tanpa tulang, potong sesuai selera
2. 1/2 wortel, potong sesuai selera
3. 10batang buncis, potong sesuai selera
4. 100ml santan kara
5. 600ml air
6. 1batang serei geprek
7. 1ruas jari lengkoas geprek
8. 2lbr daun salam (saya lagi kehabisan)
9. 1sdt gula
10. 1sdt garam
11. Sedikit lada

Bumbu halus :
1. 10batang cabe merah jepang
2. 7siung bawang merah
3. 3siung bawang putih
4. 1/2 ruas jari kunyit

Cara membuat :
1. Blender cabe, bawang merah, bawang putih dan kunyit..
2. Tumis bumbu halus sampai harum, tambahkan serei dan lengkoas, dan daun salam
3. Masukkan ayam, goreng ayam sampai berubah warna.
4. Siapkan panci, isi 600ml air. Masukkan tumisan ke dalam panci yang sudah berisi 600ml air..
5. Tambahkan santan ke dalam panci, lalu masukkan wortel, masak dengan api sedang, tambahkan buncis, garam, lada dan gula..
6. Masak hingga wortel lembut.. tes rasa..
Masak sesuai dengan kekentalan yang diinginkan..


Terima Kasih ya Allah atas rezeki, ilmu, waktu dan kesehatan yang Engkau berikan hari ini sehingga saya bisa mengeksekusi dan menikmati masakan ini.
Alhamdulillah

Kofu Shi, Yamanashi Ken, Japan Februari 2017

No comments:

Post a Comment