Pengalaman Membuat Kasutera
Selamat sore dengan kasutera alias castella, japanese keki atau kue nya orang jepang. Kue ini terkenal dari propinsi Nagasaki. Ini adalah pertama kali nya saya membuat kue jepang bersama dengan orang Jepang, yaitu sensei saya. Alhamdulillah, saya merasa beruntung sekali punya orang Jepang yang mau diajak masak dan belajar bareng. Rasa nya bersyukur banget punya pengalaman seperti ini. Sejujurnya saya memang dari awal ingin banget belajar banyak tentang jepang. Tidak hanya belajar bahasa, namun juga budaya, cara hidup, belajar bikin bento, dan belajar masak-masakan jepang. Saya juga pernah mencoba untuk mau main di rumah tetangga saya, namun apa daya, tetangga saya sibuk. Kesulitan saya hanya bahasa. Alhamdulillah sensei saya ini, mau mengajak saya untuk datang ke rumah beliau, lalu kita masak bersama. Coba dari dulu ya, jadi banyak waktu. Tapi tidak apalah, hidup memang butuh proses, perlu disyukuri walaupun memiliki sedikit kesempatan. Daripada tidak sama sekali. Alhamdulillah bisa berbagi ilmu, berbagi resep masakan, dan berbagi ilmu bahasa juga sangat saya syukuri. Setidaknya saya memiliki pengalaman hidup yang luar biasa.
Awal cerita nya adalah seperti ini, saya sangat senang memotret makanan. Semua masakan saya suka saya upload lewat fesbuk dan instagram. Lalu saya memiliki teman kursus dari thailand. Beliau menjadi teman saya lewat fesbuk. Singkat cerita, pada saat kelas belajar jepang di mulai, kita belajar mengenai hobi. Lalu saya bilang kalau hobi saya adalah memasak dan memotret makanan. Kemudian teman saya yang dari thailand ini bilang kepada sensei saya, kalau makanan saya terlihat sangat enak. kemudian, sensei saya bilang, coba perlihatkan makanan nya. Saya hanya menunjukkan lewat foto fesbuk saya. Kemudian, karena sensei saya mau mengadakan party alias makan-makan bareng di rumah nya sebelum saya pulang ke Indonesia, jadi saya juga ingin mencicipi beliau dan teman-teman masakan Indonesia juga, tapi tidak di rumah saya dan tidak di rumah beliau. Saya hanya membawa sedikit makanan (sekedar icip-icip) di kelas. Lalu dipertemuan berikut nya saya mencoba mencicipi masakan saya. Pernah lauk pauk dan pernah juga cake coklat dan donat. Pernah saya bawakan makan kari ayam pedas Indonesia, ternyata sensei saya tidak bisa makan makanan pedas. Pada hari yang sama itu, saya buatkan juga bronis coklat. Betapa senang nya sensei saya, lalu beliau minta diajarkan cara membuat nya.
Kemudian, kami merencanakan untuk belajar masak bersama setelah pulang dari kursus. Pada hari itu adalah hari selesai, selesai kursus, sensei saya datang ke rumah saya untuk menuliskan bahan dan cara membuat kue coklat saya. Sensei pada saat itu datang jam 13.30 tanggal 14 Februari 2017. Kami ngobrol bersama hingga jam 16.00 lewat. Kemudian, sensei saya bertanya kalau saya minta diajarkan apa. Kemudian saya bingung, saya paling suka kasutera, dan sangat penasaran cara membuat nya. Lalu saya jawab, saya ingin diajarkan cara membuat kasutera. Kemudian sensei saya menjawab "Okeh, saya bisa". Karena di pertemuan sebelumnya pas ada acara makan-makan, sensei pernah membawa kasutera buatannya sendiri. Kemudian pertemuan berlanjut pada ahri jumat tanggal 17 Februari 2017. Saya dijemput sensei saya jam 10.50 di depan gang saya. Kemudian kita bersama-sama ke rumah beliau.
Sampai di sana, kita membuat kasutera terlebih dahulu, saya membawa sedikit bahan yang dapat saya bawa. Kecuali air dan minyak. Setelah kasutea selesai, kami melanjutkan membuat super moist chocolate steam cake seperti resep ini
Betapa senang nya saya, ketika saya mendengar, sensei saya suka dengan kue coklat kukus saya. Trus suami nya juga suka. Kata sensei saya, jarang ada kue jepang yang dikukus, semua di oven. Saya pun begitu, ketika kasutera ini bisa dicicipi 2 hari kemudian, anak-anak dan suami saya suka sekali. Kue nya lembut banget dan tekstur nya juga cantik.
Sensei saya ini termasuk agak kreatif, karena saya kaget ketika membuat kasuter, beliau membuat loyang dari koran. Koran persegi ukuran 20x20. Kalau saya lihat di youtube, memang kasutera ini dibuat tidak menggunakan loyang langsung. Loyangny yang digunakan, dilapisi lagi dengan bahan agak tebal di pinggiran bagian dalam loyang. Nah, lapisan ini yang saya kurang tahu. Saya benar-benar kaget ketika sensei saya menggunakan loyang yang terbuat dari kertas koran 10lapis. Kemudian, kami menyiapkan loyang tersebut dilapisi dengan kertas baking atau baking paper atau kertas kue sebelum menyiapkan bahan yang lain.
Lalu untuk mangkok-mangkok persiapan tepung, gula dan lainnya, sensei saya menggunakan tempat yang terbuat dari majalah. Yaitu seperti bak sampah yang biasa kita buat pada waktu kecil. Jadi pada saat masak, kita tidak menggunakan banyak mangkok atau piring kotor. Menimbang pun begitu, semua bahan yang sudah ditakar, ditaruh diatas timbanga, kemudian di nol kan kembali, sehingga tidak banyak penggunaan mangkok dan piring untuk persiapan bahan.
Sebetulnya ini seperti cake biasa, akan tetapi perbedaannya hanya di cara memasak yang menggunakan koran, rasa nya yaitu ada rasa madu dan tekstur nya kue nya yang mulus, tidak bantat dan berpori mulus. Bagi sya sungguh luar biasa membuat kue ini. Mau saya ulang coba membuat nya di sini sendiri, tapi saya masih belum punya mangkok besar dan mixer. Membuat nya juga mudah sekali, hanya memixer dan menggabungkan bahan-bahan nya. Oh iyah, jangan lupa madu dan susu nya dicampur dalam satu mangkok, lalu dihangatkan di microwave selama 30detik, bila madu masih terlihat agak kental, maka hangatkan lagi di microwave selama 30 detik.
Okeh, langsung saja saya tuliskan resepnya. Silahkan kalau mau mencoba. Oh iyah, semua dikocok dengan menggunakan mixer dengan kecepatan maksimum dari awal hingga akhir.
Bahan :
1. 7butir putih telur ukuran M (Jika telur ukuran S, gunakan 8butir putih telur)
2. 7butir kuning telur ukuran M (Jika telur ukuran S, gunakan 8butir kuning telur)
3. 300gram gula pasir (Gula pasir nya, kita menggunakan sato, bukan garanio. Perbedaan sato dan garanio adalah butiran gula garanio lebih besar dibandingkan dengan sato. Sato adalah gula yang masih berbentik butiran, tapi bukan gula halus)
4. 60gram madu
5. 80gram susu cair
6. 80gram minyak
7. 230 tepung terigu protein tinggi
Cara membuat :
1. Siapkan loyang yg terbuat dari 10lapis koran ukuran 20x20, alasi kertas roti
2. Panaskan oven suhu 180 derajat
3. Kocok putih telur dengan kecepatan tinggi hingga berbusa (Mixer sensei saya, tombol paling tinggi adalah no 5, jadi dimixer menggunakan angka maximum yaitu no 5)
4. Masukkan gula pasir secara bertahap (3x)
5. Masukkan semua kuning telur, tetap diaduk dengan kecepatan tinggi hingga rata
6. Madu dan susu cair dihangatkan di microwave selama kurang dr 1menit, kemudian aduk rata, hingga madu tidak begitu kental lagi. Lalu masukkan ke dalam adonan, aduk lagi dengan mixer
7. Masukkan tepung terigu sambil diayak, tetap aduk dengan mixer..
8. Masukkan minyak, aduk rata..
9. Masukkan adonan ke dalam loyang koran, lalu panggang di suhu 180 derajat celcius selama 30menit, taruh loyang di tingkat paling bawah. Nah saya tidak tahu nih, sensei saya pakai api atas, atau bawah atau api atas bawah. Saya tanya beliau, tapi beliau juga tidak tahu. Pokok nya nyalain saja.
9. Kemudian panggang lagi suhu 160 derajat selama 30menit, posisi loyang tetap di tingkat bawah ya.
10. Lakukan tes tusuk, jika belum matang panaskan lagi di suhu 150derajat selama 10menit
11. Lakukan tes tusuk, bila masih belum matang, panggang lagi suhu 150derajat selama 10menit.
13. Siapkan kertas roti, lalu balikkan kue (kondisi masih terbungkus kertas roti)
15. Lepaskan semua kertas roti.
16. lalu potong menjadi 3bagian, tutup dengan plastik wrap, lalu simpan di kulkas.
16. Siap dinikmati 2hari kemudian.
Setelah dua hari, buka plastik wrap nya, kemudian dipotong. Lihat tiap potonganya mulus dan lembut tanpa bergerigi. Manis nya cukup, tidak terlalu manis dan tidak terlalu hambar. Rasa madu nya terasa. Saya sendiri benar-benar tidak sabar menikmati kue ini. Alhamdulillah. Hari ketiga, sudah lenyap, tidak bersisa. Hehehehehe..
Kue ini tidak saya makan sendiri ya.. Hehehehe, 1/3 bagian nya, buat sensei saya. 2/3 bagian buat saya. Lalu saya bagi lagi ke temn saya Riry dan Palpasa. Tak lupa anak-anak dan papa Akira juga memakannya. Saya baru bisa menikmatinya pada hari minggu sore.
Selamat mencoba
Terima Kasih ya Allah atas rezeki, ilmu, waktu dan kesehatan yang Engkau berikan hari ini sehingga saya bisa mengeksekusi dan menikmati masakan ini.
Alhamdulillah..
Kasutera, Hasil Eksekusi 17 Februari 2017
Kofu Shi, Yamanashi Ken, Japan Februari 2017
No comments:
Post a Comment