Monday 13 March 2017

#062 Salju

Salju



Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya dengan salju. Kali ini salju di kofu datang lebih awal yaitu bulan November 2016. Berbeda dengan tahun lalu, ketika kami baru datang dan sampai di Jepang bulan Juli 2015, memasuki musim dingin bulan nopember, lalu desember 2015, salju juga belum turun. Anak saya Akira selalu bertanya-tanya kepada saya dan papa nya "Kapan salju nya?, "Pengen lihat salju", "Pengen main salju". Begitulah anak-anak. Mereka hanya ingin melihat dan penasaran dengan sesuatuyang belum mereka lihat, pegang dan belum mereka rasakan. Jadi rasa penasaran itu besar, sehingga selalu bertanya-tanya kepada kami. Hihihihihi, memang saya dan papa Akira bisa menciptakan salju? Memang saya dan papa Akira bisa menebak salju bisa datang kapan? Ya, nggaklah ya. Saya juga dulu sempat bertanya sama papa Akira juga kapan salju turun. Namun, jawab papa Akira, "Tidak tahu". Lha, saya balik tanya lagi, "Kok bisa tidak tahu?", "Ya memang tidak tahu, tergantung suhu dan cuaca nya". Hehehehehe, ya begitulah cerita nya, sehingga saya pun tercengan dengan jawaban papa Akira yang tidak tahu. 

Salju di Jepang ini turun nya tidak menentu. Apalagi saya yang tinggal di kofu, Yamanashi. Tempat yang pasti turun salju untuk tiap tahun nya adalah Hokaido dan di puncak Gunung Fuji. Untuk tahun ini saja, di Kofu, Yamanashi hanya beberapa kali turun salju dan itu pun tidak sebanyak dan setebal di Hokkaido. Kalau di Hokkaido, salju turun sangat tebal dan bisa hampir tiap hari. Begitu juga di Gunung Fuji, Kawaguchiko. Kalau sudah memasuki musim gugur dan musim dingin, lokasi Gunung fuji ditutup, kita tidak diperbolehkan datang dan mendaki Gunung Fuji, karena salju nya membuat jalanan llicin dan berbahaya. Kalau dari tempat tinggal saya, sudah terlihat puncak Gunung Fuji yang sudah bersalju. Sangat indah sekali dan menjadi simbolik Gunung Fuji. Jika ingin mendaki Gunung Fuji, maka waktu yang tepat adalah pada musim panas, yaitu bulan Juli dan Agustus. Selebihnya gunung Fuji di tutup. Dan saya sendiri belum punya pengalaman mendaki ke puncak Fuji (Sekarang jalan menanjak saja, saya sudah ngos-ngosan apalagi ditambah suhu dingin, sekarang sudah tidak kuat. Dan kadang, kalau saya sudah berjalan lambat, anak saya yang gadis, menarik tangan saya agar saya berjalan lebih cepat dan bersemangat!!! :) )



Oh iyah, kembali lagi ke cerita salju. Senang sungguh sangat senang kalau bisa ketemu dan melihat salju, serta bermain salju seperti yang dilihat ditelevisi atau di film-film. Karena di tempat tinggal saya sendiri di Indonesia tidak ada salju, salju adanya hanya di pegunungan di Papua. Kami di Jepang sempat bermain bermain salju 2x yaitu pada bulan Januari 2016 dan bulan Februari 2017. Pernah juga salju turun di bulan Nopember 2016 dan bulan Januari 2017 tapi tidak sebanyak di bulan Januari 2016 dan Februari 2017. Saya dan anak-anak kalau bermain salju, hanya bermain lempar-lempar saja. Untuk membuat boneka salju yang besar, kami tidak sanggup. Kami hanya membuat boneka salju yang kecil, sebisa tangan kami saja. Hehehehehe.. Karena saya sendiri tidak kuat dingin dan tidak kuat memegang salju yang dingin.

Main-main sama salju nya bisa dilihat di fesbuk saya ini, ini dan ini. Ada banyak, hehehehehe..

Pengalaman saya dengan turun nya salju yaitu alhamdulillah senang, senang pada saat salju nya turun, jadi kita bisa merasakan dan memegang salju serta bisa membuat boneka salju. Tapi kalau salju nya sudah tidak turun lagi, maka salju akan mengeras di tempat, membuat jalanan semakin licin. Salju harus segera dibersihkan beberapa jam atau sehari setelah salju tidak turun lagi. Salju yang mengedap di jalanan atau ditanah yang sudah lama, maka akan sulit dibersihkan karena salju nya sudah menempel dan mengeras. Apalagi kalau salju nya tidak terkena sinar matahari, maka sangat sulit untuk mencair sendiri. Buanglah salju menggunakan skop ke pinggiran jalan atau ke aliran air yang mengalir, karena salju yang terkena air akan mudah mencari dan mengalir. 

Cara membersihkan salju anak-anak bisa dilihat di link ini

Papa Akira mengajarkan kepada kami untuk membersihkan jalanan depan rumah kami dari salju yang turun. Karena kalau tidak dibersihkan, maka jalanan akan semakin licin, dan membuat kita terpeleset. Oh iyah, jangan iseng untuk jalan diatas salju yang sudah lama mengendap di jalanan, soalnya pengalaman anak saya, Akari jatuh dan terpeleset sehingga kaki nya menjadi lecet dan berdarah. Hindari salju yang sudah mengendap. Mengendarai mobil diatas salju yang sudah mengendap juga berbahaya. Alhamdulillah, roda mobil kami tidak perlu diganti dengan yang khusus buat menghadapi jalanan bersalju, karena salju di sini turun nya jarang sekali dan tidak begitu banyak. Sangat berat sekali membersihkan salju yang sudah menempel di jalanan dan tidak terkena matahari karena salju nya sudah sangat mengeras. Saya melihat temen-teman kampus papa Akira membersihkan salju yang di tempat parkiran kampus yang sudah mengendap selama 2 minggu. Wow, berat sekali membersihkan nya. (Saya hanya melihat saja dari kejauhan, pada saat itu saya sedang menjemput anak ke sekolah).

Sudah ya teman-teman cerita tentang salju nya.. Begitulah, salju ada enak dan ada tidak enak nya juga.. Begitula juga dengan kehidupan masing-masing orang, pasti ada sesuatu yang dialami bergelombang dan tidak selalu datar alias flat.

Kofu Shi, Yamanshi Ken. Maret 2017

Salam Mawas

No comments:

Post a Comment